A.Pendahuluan
Dokter-dokter di zaman Hindu dan Persia kuno (600 SM) adalah yang pertama kali mencatat elefantiasis , yang mungkin disebabkan oleh W. Bancrofti. Demarquay menemukan mikrofilaria dalam cairan hidrokel pada tahun 1863 . Pada sekitar tahun 1900 seluruh siklus hidup dari W.bancrofti dapat diuraikan; meskipun demikian, penemuan Patrick Mansonlah yang pertama kali memaparkan bahwa artropoda merupakan vektor untuk penyakit parasit .Infeksi W.bancrofti tersebar luas di daerah tropik dan subtropik di seluruh dunia termasuk Indonesia.W.bancrofti merupakan parasit manusia dan menyebabkan filariasis bankrofti atau wukereriasis bankrofti. Pada suatu waktu terjadi fokus endemik di daerah Charleston, South Carolina, yang diperkirakan ada hubungannya dengan perdagangan budak .
B. Daur Hidup dan Morfologi
Diperlukan manusia dan nyamuk untuk melengkapi siklus hidup W.bancrofti. Cacing dewasanya kecil, seperti benang, mempunyai kutikula halus, dan ditemukan dalam kelenjar dan saluran limfe. Cacing jantan panjangnya kira-kira 40 mm, dan diameternya 0,1 mm. Cacing betina panjangnya 80 sampai 100 mm dan diameternya 0,24 sampai 30 mm. Cacing betina ini mengeluarkan mikrofilaria yang bersarung dengan ukuran 250 sampai 300 µ x 7 sampai 8 µ.
Pada banyak daerah di dunia di mana filariasis bersifat endemik, mikrofilaria W.bancrofti termasuk dalam tipe periordik. Konsentrasi tertinggi mikrofilaria dalam peredaran darahyaitu pada malam hari umumnya di antara jam 10 malam sampai jam 2 sampai 4 pagi, dan sedikit atau tidak ada pada waktu siang hari. Bentuk filariasis subperiodik ditemukan di daerah Pasifik, di mana manusia menunjukkan mikrofilaria sepanjang waktu, tetapi jumlah terbanyak ditemukan di antara siang hari dan jam 8 malam.
Di daerah perkotaan, parasit ini ditularkan oleh nyamuk Culex quinquefasciatus. Di pedesaan, vektornya berupa nyamuk Anopheles atau nyamuk Aedes. Biasanya parasit ini tidak ditularkan oleh nyamuk Mansonia. Nyamuk mendapatkan infeksi dengan menelan mikrofilaria dalam darah yang diisapnya. Mikrofilaria akan melepaskan sarungnya di dalam lambung nyamuk. Larva akan bermigrasi ke otot-otot toraks dan berkembang menjadi larva infektif (filiform) dalam jangka waktu 6 sampai 14 hari. Larva bermigrasi ke labela nyamuk dan masuk ke dalam kulit hospes definitif melalui luka tusukan ketika sedang menghisap darah.
Larva infektif masuk ke limfatik perifer dan bermigrasi ke saluran limfe distal kemudian ke kelenjar limfe, di mana mereka akan tumbuh menjadi bentuk dewasa batina dan jantan. Mikrofilaria akan dilepaskan oleh cacing betina yang gravid dan dapat dideteksi di sirkulasi perifer dalam 8 sampai 12 bulan setelah infeksi. Filariasis tanpa mikrofilaremia merupakan keadaan yang tidak umum.
C. Patologi dan Gejala Klinis
Gejala klinik yang berhubungan dengan infeksi W.bancrofti bervariasi dari yang tidak menunjukkan gejala-gejala sampai pasien dengan manifestasi klinik yang berat seperti elefantiasis dan hidrokel . Manifestasi klinik dari infeksi bervariasi dan dapat tergantung dari faktor hospes dan strain parasit. Beberapa pasien dapat mengandung cacing dewasa tanpa mikrofilaremia perifer, atau mikrofilariremia demikian rendahnya sehingga tidak dapat dideteksidengan prosedur laboratorium yang biasa . Pasien lain dapat mengandungmikrofilaremia berat tetapisecara klinik asimtomatik. Untuk berkembangnya tanda-tanda dan gejala, dibutuhkan pemaparan yang lamadengan nyamuk yang terinfeksi, dan meskipun demikian respons hospes bervariasi (Wartawan, 1947: Partono dkk, 1978).
Manifestasi dini dari filariasis seringkali berupa demam tinggi (demam filarial atau elefantoid), limfangitis, dan limfadengitis. Demam filarial dimulai dengan demam tinggi dan menggigil 1 sampai 5 hari sebelum secara spontan berkurang. Pada banyak kasus, pasien dengan demam filarial tidak menunjukkan mikrofilaremia. Limfangitis akan meluas ke arah distal dari kelenjar yang terkena sering di ekstrimitas bawah daripada atas. Selain pada tungkai, dapat mengenai alat kelamin (merupakan gambaran khas dari W.bancrofti) dan buah dada. Kelenjar limfe, keras, nyeri, dan cenderung tetap membesar. Pada pembuluh limfe terjadi indurasi dan peradangan. Kulit yang di atasnya tegang, berwarna kemerahan, hangat, dan daerah yang mengelilinginya membengkak. Kadang-kadang dapat terbentuk abses pada kelenjar limfe atau sepanjang saluran limfe. Penyembuhan abses berlangsung 2 sampai 3 bulan.
Gejala peradangan hilang timbul beberapa kali dalam setahun dan berlangsung beberapa hari sampai satu dua minggu lamanya. Yang paling sering ditemui adalahperadangan pada sistem limfatik alat kelamin pria, menimbulkan funikulitis, epidimitisdan orkitis. Saluran sperma yang meradang, membengkak , menyerupai tali dan sangat nyeri pada perabaan. Kadang-kadang saluran sperma yang meradang ini menyerupai hernia inkarserata. Pada stadium menahun gejala klinik yang paling sering dijumpai adalah hidrokel. Kadang-kadang dijumpai gejala limfedema dan elefantiasis yang dapat mengenai seluruh tungkai, seluruh lengan, buah zakar, payudara dan vulva. Kadang-kadang dapat pula terjadi kiluria .
D. Diagnosis
Diagnosis dibuat berdasarkan gejala klinik dan dipastikan dengan pemeriksaan laboratorium:
1. Diagnosis parasitologi
1.1 Deteksi parasit yaitu menemukan mikrofilaria di dalam darah, cairan hidrokel atau cairan kiluria pada pemeriksaansediaan darah. Darah sebaiknya diambil pada saat malam hari.
1.2 Diferensiasi spesies dan stadium filaria, yaitu dengan menggunakan pelacak DNA yang spesies spesifik dan antibodi monoklonal untuk mengidentifikasi larva filaria dalam cairan tubuh dan dalam tubuh nyamuk vektor sehingga dapat membedakan antara larva filaria yang menginfeksi manusia dengan yang menginfeksi hewan. Penggunaannya masih terbatas pada penelitian dan survei.
2. Radiodiagnosis
2.1 Pemeriksaan dengan ultrasonografi (USG) pada skrotum dan kelenjar getah bening inguinal pasien akan memberikan gambaran cacing yang bergerak-gerak (filarial dance sign). Ini berguna terutama untuk evaluasi hasil pengobatan.
2.2 Pemeriksaan limfosingitigrafi dengan menggunakan dekstran atau albumin yang ditandai dengan zat radoaktif menunjukkan adanya abnormalitas sistem limfatik sekalipun pada penderita yang asimptomatik mikrofilaremia.
3. Diagnosis imunologi
Dengan teknik ELISA dan immunochromatographic test (ICT). Kedua teknik ini pada dasarnya menggunakan antibodi monoklonal yang spesifik untuk mendeteksi antigen W.bancrofti dalam sirkulasi. Hasil tes yang positif menunjukkan adanya infeksi aktif walaupun mikrofilaria tidak ditemukan dalam darah. Pada stadium obstruktif, mikrofilaria sering tidak ditemukan lagi di dalam darah. Kadang-kadang mikrofilaria tidak dijumpai di dalam darah, tetapi ada di dalam cairan hidrokel atau cairan kiluria.
E. Pengobatan
Dietilkarbamasin, suatu derivat piperazin, secara in vivo merupakan obat mikrosidal yang sangat baik. In vitro, DEC (Hetrazan) tidak mempunyai aktivitas
Mikrosidal, dan efeknya terhadap cacing dewasa sangat lamban. Dietilkarbamasin dapat diberikan secara oral dan secara cepat akan membersihkan mikrofilaria, yang sedang beredar. Dalam pengobatan, dapat terjadi reaksi alergi berupa demam, urtikaria, dan limfangitis. Reaksi ini dapat dikontrol dengan antihistamin atau dengan memberikan dosis DEC rendah pada permulaannya dan perlahan-lahan ditingkatkan dosisnya. Reaksi non spesifik yang merugikan pada pengobatandengan DEC termasuk sakit kepala, nausa, muntah, kelemahan umum, dan vertigo.
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, telah dilakukan berbagai macam cara pengobatan dengan DEC. Di daerah endemik, pemberian dosis rendah untuk jangka waktu lama telah berhasil dengan baik menurunkan penularan dan sekuele patologis (Partono dkk, 1981).
Tindakan bedah untuk membuang jaringan elefantoid berhasil memuaskan pada elefantiasis skrotal tetapi tidak untuk yang di ekstremitas. Penggunaan ikatan penekanan elastis dapat membantu mengurangi industri tetapi fibrosis yang mendasarinya tidak terpengaruh.
F. Epidemiologi dan Pencegahan
Infeksi W.bancrofti tersebar luas di daerah tropis dan subtropis di Afrika, Asia, Amerika Tengah dan Selatan, dan Pulau-pulau Pasifik.
Nyamuk Anopheles dan Chulex merupakan vektor yang menggigit pada malam hari untuk tipe W. Bancrofti periodik nokturnal, sedangkan strain yang supbperiodik ditularkan olehAedes yang menggigit pada siang hari. Di daerah endemik, pemaparan dimulai pada masa anak-anak berusia muda, di mna angka mikrofilaria meningkat bersama dengan meningkatnya umur, meskipun infeksi tidak disertai kelainan klinik yang nyata (Beye dkk, 1952; Wegesa dkk, 1979).
------------------------------------------------------------------------------------
Keen dkk, Tropical Medicine and Parasitology Classic Investigation, (Cornell Univercity Press,1978) h.274-412
Keen dkk, Tropical Medicine and Parasitology Classic Investigation, (Cornell Univercity Press,1978) h. 444-457
E Chernin, The disappearance of bancroftian filariasis from Charleston, South Carolina, (Am J Trop Med Hyg 37, 1987) h. 111-114
F Partono: The spectrum of disease in lymphatic filasiasis, in Evered D, Clark S (ed), Filariasis, (New York, John Wiley and Sons, 1978)
PC Beaver, Filariasis without Mikrofilaremia, (Am J Trop Med Hyg 19, 1970) h. 181-189
Srisasi Gandahusada dkk, Parasitologi Kedokteran edisi ketiga, (Jakarta: Gaya Baru, 1995)